Tantangan Pemuda Muslim Hari Ini
Pepatah Arab mengatakan “syababul yaum rijalul ghadd” yang artinya pemuda di hari ini adalah tokoh di hari esok. Maksud dari ungkapan tersebut ialah seluruh pemuda yang ada pada hari ini, kelak akan menggantikan tokoh-tokoh yang ada saat ini dalam menjalankan aspek kehidupan. Baik atau buruknya masa depan suatu kaum ditentukan oleh usaha yang dilakukan oleh kaum pada waktu itu dan bagaimana kaum itu bertindak tidak akan pernah lepas dari apa yang mereka lakukan pada hari ini. Jika hari ini mereka memanfaatkan waktu mereka dengan baik maka insha Allah masa depan juga akan menjadi baik pula.
Dalam perjalanannya tentunya tidak mudah
bagi pemuda Islam dalam mencapai kondisi tersebut. Tentunya akan banyak
sekali tantangan-tantangan yang akan dijumpai apalagi di zaman seperti
ini. Dan tak jarang pula hal-hal itu akan menyebabkan turunnya semangat
bahkan hilangnya keimanan seorang muslim. Pada dasarnya ada dua faktor
yang menyebabkan menurunnya kualitas iman seseorang. Dua hal tersebut
berasal dari dalam diri orang tesebut serta berasal dari kondisi sosial
budaya yang timbul dari masyarakat saat ini.
Faktor dari dalam diri seseorang meliputi:
Kuatnya seksualitas
Kuatnya seksualitas dapat mengarahkan
seorang remaja muslim kepada zina, tentu saja hal ini dapat merusak
kehidupan dan masa depan remaja. Dalam Alquran telah disebutkan dengan
jelas bahwa Allah melarang hambanya mendekati perbuatan zina.
Kurang bangga terhadap Islam
Terkadang orang Islam itu sendiri kurang
percaya diri dengan keislamannya. Banyak saudara-saudara kita yang
mengikuti budaya orang-orang kafir hanya karena malu jika mereka tidak
mengikuti trend tersebut mereka akan diberi label sebagai orang kuno,
kurang keren atau sudah ketinggalan zaman. Mereka kurang menyadari bahwa
label yang diberikan langsung oleh Allah itu lebih utama dibandingkan
dengan label yang diberikan oleh orang-orang itu.
Kuatnya rasa ingin tahu
Dengan adanya era informasi ini, tentunya
arus informasi yang ada di dunia ini akan mengalir dengan cepat.
Kuatnya rasa ingin tahu selain memiliki dampak positif juga memiliki
dampak negatif. Apabila hal ini tidak dikontrol dengan ilmu dan etika
maka bisa saja pemuda terjerumus ke dalam hal-hal yang tidak diinginkan.
Contoh yang paling sering dijumpai adalah rasa keingintahuan remaja
membuat dirinya menonton film-film yang mengandung unsur pornografi,
mencoba rokok bahkan narkoba serta terjerumus kedalam ideologi yang
bertentangan dengan Islam.
Kurangnya ilmu pengetahuan
Kurangya ilmu pengetahuan dan pengalaman
dalam memecahkan masalah dapat menyebabkan seorang remaja mengambil
keputusan yang salah ketika dihadapkan dengan suatu permasalahan.
Kebenaran terkadang disalahkan dan sebaliknya suatu kesalahan dapat
dibenarkan.
Faktor kedua yang bersumber dari sosial
budaya masyarakat industri ialah bergesernya nilai-nilai kebudayaan yang
bernafaskan agama, berganti dengan nilai kebudayaan yang berpijak pada
materi. Ditinjau dari aspek psikologi, kehidupan masyarakat saat ini
cenderung memikat para pemuda, karena didalamnya terdapat kebebasan
dalam melakukan segala hal. Idealisme agama bukan suatu yang menarik
lagi. Hal ini membuat mereka hanya menjalankan agama dari sisi ritual
saja dan itupun dikerjakan dengan cara yang asal-asalan. Padahal Islam
itu bukan tentang ritual saja, terkadang mereka lupa bahwa menjadi
seorang muslim juga memiliki tanggung jawab dalam membangun peradaban
masyarakat yang ada di sekitarnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah
pada surat Al-Baqarah bahwa Allah telah menjadikan manusia sebagai
khalifah sehingga bertanggung jawab dengan keadaan yang ada di muka bumi
ini.
Untuk menghadapi hambatan-hambatan
tersebut, remaja muslim perlu memiliki kepekaan, kejelian dan kemauan
keras untuk menentangnya. Dalam hal ini Allah telah berfirman dalam
surat Ali Imran ayat 196-197:
“Janganlah kamu sekali-kali
terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir yang bergerak di dalam
negeri. Itu hanya kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka
adalah jahannam dan jahannam itu adalah tempat yang paling buruk”.
Dari ayat tersebut dapat kita ambil dua
poin penting yaitu tidak terperdaya oleh kebebasan orang kafir serta
kesenangan yang terdapat dalam kebebasan itu hanyalah kesenangan yang
sementara. Sebagai pemuda muslim tentunya kita harus sadar bahwa apa
yang dikerjakan oleh orang kafir biarkan dikerjakan oleh mereka. Wa lanaa a’malunaa wa lakum a’malukum,
bagi kami amal kami dan bagi mereka amal mereka. Dan tentunya kita
harus selalu mengingat bahwa kesenangan yang ada di dunia ini hanyalah
kesenangan yang bersifat sementara dan tidak sebanding dengan kesenangan
yang didapatkan di surga kelak.
0 komentar:
Posting Komentar