Menyikapi Keragaman Kelompok dan Gerakan Islam pada Abad ini
Jika kita benar-benar memahami perbedaan variatif, maka kita bisa memasukan keragaman kelompok dan gerakan Islam yang berjuang membela Islam dan mengatasi semua problematikanya sebagai bagian dari perbedaan variasi (ikhtilaaf at-tanawwu), bukan perbedaan kontradiktif (ikhtilaaf at-thudhad). Seperti untuk membebaskan bumi Islam, seperti membangkitkan umatnya, dan meninggikan kalimatnya.
Dengan kata lain, kita harus menjadikan keragaman kelompok dan gerakan Islam yang semuanya berjuang demi Islam tersebut, sebagai keragaman dalam variasi dan spesialisasi, bukan keragaman yang bersifat kontradiktif yang mengakibatkan konflik. Ini berarti ada salah satu kelompok yang bekerja dalam bidang akidah, yang berusaha mempertahankannya dan menghapus keraguan-raguan yang dilontarkan ke arahnya, serta membersihkan diri khurafat dan hal-hal yang mengakibatkan kemusyrikan.
Ada juga kelompok yang bekerja dalam bidang ibadah, yang berusaha mendekatkan umat kepada rukun-rukun Islam amaliyah praktis dan ibadah-ibadah yang pokok. Juga berusaha memberi pemahaman yang benar kepada umat tentang semua hal yang berkaitan dengan rukun-rukun dan ibadah-ibadah tersebut, khususnya dalam masalah salat. Karena salat adalah pilar agama Islam dan kewajiban sehari-hari umatnya, dan dijadikan oleh Allah pembeda antara orang mukmin serta orang kafir. Juga merupakan momen bertemunya seorang muslim dengan Tuhannya.
Kelompok lainya lagi bekerja dalam bidang pemikiran dan kebudayaan. Dengan bidang ini mereka berjuang untuk menghadapi al-qhazwul fikriy (perang pemikiran), serta imperialisme kebudayaan yang ditujukan kepada umat. Mereka juga berjuang untuk membebaskan otak orang-orang muslim, terutama para tokoh dan para pemikiran dari pengaruh budaya barat. Kelompok ini berjuang melalui jalur tulisan, mengadakan seminar, mendirikan pusat-pusat penelitian dan kebudayaan, serta menerbitkan koran, jurnal-jurnal keilmuan dan pemikiran, untuk menghadapi serangan dari luar. Karena serangan yang berdasarkan dengan bukti dan argumen, hendaknya dihadapi dengan jawaban yang juga berdasarkan bukti serta argumen. Begitu pula dengan serang yang bersifat pemikiran, harus dihadapi dengan pemikiran.
Lalu kelompok lainya lagi bekerja dalam bidang pendidikan. Kelompok ini bekerja dengan mendirikan sekolah-sekolah dan universitas-universitas Islam sebagai tempat belajar para generasi muslim, yang terkadang tidak mampu memdapatkan pendidikan formal di sekolah atau universitas pemerintah. Sehingga dengan usaha ini, para generasi muslim mampu menerima kebudayaan dan pengetahuan yang bersih dari debu dan kotoran-kotoran yang merusak, yang terkadang dibawa oleh kebudayaan asing atau juga yang diwariskan oleh kebudayaan Islam pada massa-massa kemunduran.
Kelompok lainya juga berjuang dalam bidang baru, yaitu dalam bidang ekonomi. Kelompok ini berjuang dengan mendirikan bank-bank Islam dan perusahan-perusahan Islam, yang beroperasi berdasarkan hukum syara’ dan kaidah-kaidahnya, di samping menjauhi transaksi yang diharamkan, terutama riba. Karena Rasulullah Saw mengharamkan semua unsur yang terlibat di dalam riba ini, orang yang memakanya, pemberianya, pencatatnya, dan para saksinya. Kemudian kelompok ini memberikan kesempatan bagi investasi yang halal dan mempunyai peran dalam meningkatkan tingkat ekonomi masyarakat berdasarkan aturan syara’.
Lalu kelompok lainnya berjuang dalam bidang yang sangat krusial dan mendesak, yaitu bidang publikasi --baik yang dibaca visual maupun audio visual. Mereka bekerja dengan menerbitkan majalah atau jurnal musiman, bulanan ataupun juga mingguan, di samping koran harian, kelompok ini juga berjuang dengan membuat stasiaun radio Islam, mendirikan stasiun televisi yang menjangkau seluruh penjuru dunia untuk menyampaikan ajaran-ajaran Islam dan problematika umatnya. Juga mendirikan kantor-kantor berita, baik visual maupun audio visual, serta membuat situs Islami untuk menyampaikan ajaran-ajaran Islam dijaringan internet, atau dengan melakukan usaha-usaha yang lain.
Kelompok Islam lainya memasuki bidang politik dan menawarkan program-program untuk perbaikan dan peningkatan kualitas penduduk. Hal ini dilakukan dengan menggunakan cara damai yang legal yaitu mengikuti pemilihan umun dan melaksanakan cara-cara demokratis. sehingga, tidak membiarkan panggung politik hanya dipenuhi oleh orang-orang sekuler, baik dari aliran Liberal maupun Marxis. Namun, kita bersaing dengan mereka dengan menjadi anggota perlemen. Dalam bidang polotik, kelompok ini bersama-sama di dalam pemerintahan, bisa juga menjadi oposisi.
Kelompok lainya lagi berjuang dalam medan jihad fisabilillah, kususnya jika wilayah mereka dikuasai oleh musuh. Maka, kelompok ini berjuang dalam rangka membebaskan bumi mereka; menghadapi musuh dan memobilisasi penduduk dalam mengusir musuh, mempersiapkan para pemuda, baik secara fiisik, psikologis maupun peralatan perang untuk berjuang fi sabilillah.
Adalah memungkinkan bagi satu kelompok Islam untuk bekerja dalam dua bidang atau lebih, atau bahkan bekerja dalam seluruh bidang. Ini jika memang mereka mempunyai kemampuan dan sarana, baik berupa materi maupun sumber daya manusia.
Dan yang penting di sini diharapkan medan perjuanganya dalam semua bidang tersebut, mampu mencakup seluruh lapisan umat. Sehingga muslim yang paling lemah pun juga ikut andil di dalamnya jika memang ada.
Namun yang penting lagi, hendaknya setiap kelompok memperhatikan beberapa hal berikut,
Pertama, semua berkeyakinan bahwa bekerja dalam berbagai bidang tersebut di atas adalah tuntunan.Barang siapa yang memasuki salah satu bidang, kemudian melaksanakan tugasnya dengan baik, maka ia telah menunaikan fardhu kifayah dan menggugurkan dosa dari seluruh umat.
Kedua, seluruh kelompok harus saling memahami dan melakukan koordinasi. Hal ini dapat terwujud dengan saling membantu dan saling melengkapi, bukanya saling menjatuhkan. Karena tidak dapat dibayangkan jika ada satu kelompok yang membangun kelompoknya diatas puing-puing saudaranya sendiri.
Ketiga, tidak membiarkan musuh-musuh Islam dan umatnya memecah belah. Juga tidak membiarkan mereka memanfaatkan perbedaan-perbedaan kecil yang ada di dalam tubuh umat Islam, sebagai alat untuk menimbulkan perselisihan. Karena sesungguhnya umat Islam bagaikan satu tubuh, apabila salah satu anggota tubuh merasa sakit, maka seluruh tubuh akan ikut menanggungnya.
Keempat, bersama-sama dalam satu barisan, dalam mengatasi masalah-masalah yang sangat krusial dan mendesak. Ibarat sebuah bangunan yang kokoh yang saling menguatkan. Karena, ketika menghadapi peperangan maka barisan umat harus diarapatkan dan membuang perbedaan-perbedaan kecil yang ada. Allah berfirman,
“Sesungguhnya allah menyukai orang yang berperang dijalanya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti bangunan yang tersusun kokoh.”(ash-Shaff:4)
0 komentar:
Posting Komentar