Kamis, 15 September 2016
Sekolah- sekolah Islam "Terpadu" (IT)
Pendidikan adalah sebuah usaha yang dilakukan untuk menjadikan yang tidak tahu, menjadi tahu. Banyak pengertian pendidikan yang didefinisikan oleh para ahli untuk menggambarkan pendidikan dalam sudut pandang mereka.
Pendidikan Islam merupakan salah satu ''menu'' pendidikan yang ada di Indonesia. Hal ini sangat wajar, karena jika kita menarik waktu ke belakang, agama Islam telah masuk ke nusantara melalui aceh dan pesisir sumatera. Dari sana pendidikan Islam secara otomatis masuk seiring berkembangnya Islam di Aceh.
Melihat penyelenggaraan dari masa ke masa , pendidikan Islam tidak lepas dari dinamika dan perkembangan yang mewarnainya . . . Paling tidak, menurut catatan sejarah bahwa pendidikan Islam yang formal di Indonesia untuk pertama kali lahir pada akhir abad ke - 18. Adalah sebuah Madrasah yang diberi nama Adabiyah School di Padang Sumatera Barat pada tahun 1898 yang didirikan oleh seorang ulama berdarah minang. Pada masa itu, latar belakang pendirian lembaga-lembaga pendidikan Islam adalah untuk mengimbangi tindakan diskriminatif yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda, yang memberikan pelayanan pendidikan kepada golongan bangsa mereka sendiri, ataupun kepada suku - suku yang mendukung tindakan penjajahan di bumi Indonesia.
Beda masa, beda lagi ceritanya... Saat ini pendidikan Islam seolah ingin menunjukkan tajinya dengan bersaing dengan sekolah-sekolah yang menawarkan keunggulan lain. Banyaknya sekolah-sekolah swasta umum, dibarengi pula dengan sekolah yang menawarkan pendidikan Islam yang bermunculan bak jamur dimusim pengujan, seolah menegaskan bahwa pendidikan Islam masih "laku" dan kembali ingin mencapai ke jalur kejayaanya, seperti pada tahun 70-80 an.
Jika dibandingkan pada masa 70-80 an dimana sekolah Islam menjadi primadona masyarakat, saat ini meskipun masih dikatakan belum kehilangan ''pelanggan'' setia, akan tetapi ada sebuah perbedaan fundamental yang dapat kita temui, hal tersebut adalah hilangnya ruh perjuangan dalam lembaga pendidikan Islam. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus, terutama dari para pendidik-pendidik muslim. Karena dengan hilangnya ruh perjuangan pada lembaga pendidikan Islam, pastinya akan mengancam keberlangsungan pendidikan Islam itu sendiri. Pendidikan Islam sejatinya adalah sebuah usaha penanaman nilai-nilai keislaman yang dimasukkan kedalam sendi kehidupan generasi Islam melalui proses belajar mengajar, dimana dalam proses belajar mengajar tersebut tidak boleh lepas atau bahkan bertentangan dengan ajaran Islam. Tidak cukup hanya pada muatan yang diberikan, dalam penyelenggaraan pun haruslah disertai dengan sebuah i'tikad baik memberikan pendidikan seluas luasnya dan sebaik baiknya kepada generasi penerus, tanpa melulu harus dikaitkan dengan hal-hal yang sifatnya materi, sehingga ruh perjuangan tadi menjadi bias. Penulis setuju, bahwasanya dalam pelaksanaan pendidikan yang baik itu membutuhkan pengorbanan yang besar pula, dalam hal ini contohnya adalah materi. Tapi lebih mendasar dan lebih penting dari semua itu, keinginan dan tekad berkorban dari dalam diri pendidik-pendidik generasi Islam menjadi sebuah kepatutan dan keharusan yang paling fundamental.
Sekolah Islam TERPADU Solusi atau sekedar Alternatif ?
Kegelisahan akan kondisi pendidikan di Indonesia yang semakin berat, disadari oleh para pendidik di Indonesia. Sementara hasil dari pendidikan selama ini dirasakan belum mencapai hasil yang diharapkan oleh semua pihak. Banyaknya tingkat kekerasan dan semakin bergesernya nilai dan etika masyarakat di anggap sebagai sebuah indikator masih terdapat banyak kekurangan dalam dunia pendidikan. Kemudian menjadi sebuah kesimpulan bersama, bahwa pendidikan di negara ini hanya menekankan kemampuan kognisi para peserta didik, dan mengenyampingkan pendidikan etika dan pendidikan agama.
Dari sinilah setidaknya muncul sebuah ide untuk mewujudkan sebuah warna pendidikan Islam yang lebih baik. Mengintegrasikan Ilmu pengetahuan Islam yang dipadukan dengan ilmu pengetahuan umum, yang disajikan dengan penyajian yang profesional dan selalu mengikuti perkembangan zaman dengan harapan lahir generasi Islami yang cakap dan handal dalam ilmu pengetahuan umum, yang memiliki fondasi kepribadian dan sikap yang sesuai dengan ajaran agama Islam. Satu konsep yang populer dengan sebutan Sekolah Islam Terpadu.
Saat ini keberadaan sekolah Islam terpadu semakin diperhitungkan. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya jumlah sekolah-sekolah yang menggunakan label "terpadu". Bak gayung bersambut, animo masyarakat terhadap sekolah ini pun semakin besar, meskipun secara biaya tergolong tinggi untuk sekolah sejenis. Beragam tanggapan dan komentar masyarakat menghiasi keberadaan sekolah terpadu ini, ditambah dengan segudang harapan bahwa sekolah - sekolah terpadu ini bisa menjadi solusi. Kemudian, tak pelak masyarakat mulai membanding-bandingkan sekolah islam terpadu dengan sekolah-sekolah reguler yang sebelumnya sudah ada. Tapi nampaknya sekolah terpadu ini semakin mendapat tempat dihati masyarakat. Akhirnya penulis berpendapat bahwasanya keberadaan sekolah terpadu adalah sebuah hal yang perlu mendapat respon positif dan mendapatkan perhatian dari semua kalangan terutama para orang tua dan pendidik. Akan tetapi dalam perjalanannya, perlu menjadi perhatian bahwa sekolah Islam terpadu harus dapat membuktikan sekolah terpadu bukanlah sebuah wahana liberalisasi pendidikan yang kerap menyandarkan besaran materi untuk terselenggaranya sebuah pendidikan yang baik. Para pengelola sekolah Islam terpadu haruslah memiliki ruh perjuangan dalam mendidik, terutama generasi Islam. Jangan sampai sekolah terpadu ini terjerembab dalam lingkaran komersialisasi pendidikan yang menitik beratkan perjuangan dengan profit dan keuntungan , tetapi kosong dalam kemampuan dan keilmuan. Diharapkan semoga sekolah-sekolah Islam Terpadu ini menjadi lembaga penghasil Al biruni, Al Kindi, Al Rusyd untuk masa mendatang sehingga kejayaan dapat meraih kembali kejayaan Islam, bukan hanya sibuk dengan label TERPADU yang kemudian dipelesetkan menjadi TERpaku PAda DUit.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar