Oleh,
Lalu Muhammad Nurul Wathoni, M.Pd.I.
Dosen UMRI, Dosen LB Universitas Abdurrab dan STIT Hidayatullah,
Mahasiswa Program Doktoral (S3) UIN Sultan Syarif Kasim Riau
Diantara watak-watak al-Islam, agama yang kita cintai ini yang sering disebut
antara lain al-Islam diin ar-rahmah wa as-salamah islam adalah
agama kasih sayang dan keselamatan atau kedamaian. Kemudian, al-Islam diin al-addalah
islam adalah agama keadilan. Namun, ada dua watak lain yang sangat penting dan
nyaris dilupakan oleh ummat Islam dewasa ini, dan merupakan prasyarat bagi
kebangkitan ummat Islam di dunia maupun di negara masing-masing yaitu al-Islam diin
al-hadharah (the civilitatian of islam) yakni Islam adalah agama berkemajuan,
islam adalah agama peradaban. Dikaitkan dengan yang kedua al Islaam diin
asy-syahadah, islam adalah agama kesaksian, agama pembuktian.
Kalau kita
perhatikan al-Qur’an yang terkait dengan ibadah jum’at maka akan terlihat jelas
adanya pesan Islam yang sangat kuat bagi kita umat Islam, untuk menampilkan
islam dalam dua watak tadi itu yaitu diinul hadarah dan diinus
syahadah, agama kemajuan agama peradaban, dan agama kesaksian. Dalam ayat
tentang sholat jumat yanag sering kita dengar perintah Allah pada QS. Al-Jumuah:
9-10:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ
ءَامَنُوٓاْ إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَوٰةِ مِن يَوۡمِ ٱلۡجُمُعَةِ فَٱسۡعَوۡاْ
إِلَىٰ ذِكۡرِ ٱللَّهِ وَذَرُواْ ٱلۡبَيۡعَۚ ذَٰلِكُمۡ خَيۡرٞ لَّكُمۡ إِن كُنتُمۡ
تَعۡلَمُونَ ٩ فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَٱبۡتَغُواْ
مِن فَضۡلِ ٱللَّهِ وَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ كَثِيرٗا لَّعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ ١٠
Artinya: Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan
shalat Jum´at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah
jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila
telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ Hai
orang-orang yang beriman, مِن يَوۡمِ ٱلۡجُمُعَة إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَوٰةِ Jika
panggilan kepada sholat jumaat sudah tiba dan azan sudah berkumandang فَٱسۡعَوۡاْ إِلَىٰ ذِكۡرِ ٱللَّهِ Maka
bersegeralah, berusahalah kepada zikir kepada Allah kepada beribadah, وَذَرُواْ ٱلۡبَيۡعَۚ Dan
tinggalkanlah segala aktivitas, segala perniagaan, segala kegitan-kegitan yang
lain ذَٰلِكُمۡ
خَيۡرٞ لَّكُمۡ إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ Itu lebih baik
bagimu jika kamu memahami, jika kamu memahami makna-makna ibadah itu.
Jelas sekali ajakan kepada hablum
minallah, kita mengembangkan hubungan baik dengan Allah dalam ibadat
bersifat mahdah seperti sholat jum’at, sholat fardu lainnya, puasa, zakat dan hajji. Tapi mari
kita perhatikan pada ayat selanjutnya,
فَإِذَا
قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ Maka ketika sholat sudah selesai nantinya فَٱنتَشِرُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ Bertebaranlah
dimuka bumi, bukan kembali ketempat semula tadi yang kita tinggalkan tetapi
lebih luas. Intisyar, bertebaran ke muka bumi وَٱبۡتَغُواْ مِن فَضۡلِ ٱللَّهِ Maka carilah apa-apa yang sudah disediakan oleh Allah dalam bentuk
rizki dalam bentuk keutamaan dalam buminya ini وَٱذۡكُرُواْ
ٱللَّهَ كَثِيرٗا Namun
tetap berzikir kepada allah لَّعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ Agar kamu semua menjadi orang-orang yang mencapai keberuntungan,
kebahagian dan juga kemenagan. Alfalah, itu kemenangan itu bentuk
ppanggilan dalam adzan, hayya alal falah marilaha kepada kemenangan.
Apa makna dari ayat ini, maknanya secara ringkas bahwa perlunya
menegakkan hablum minallah, dengat ibadat-ibadat yang kita lakukan
seperti sholat, teteapi setelah itu kita harus mengembangkan kebudayaan hablum
minanaas. Hablum minanans tidak sekedar berhubungan baik dengan sesama
manusia dalam kesopanan kesantunan interaksi dan relasi sosial kita. Tetapi
hablum minannas memiliki arti kerja sama, kebersamaan untuk membangun
kebudayaan dan untuk menampilkan watak islam, diinul hadarah dan diinussyahadah
sebagaimana yang disebutkan tadi.
Harus ada korelasi positif antara ibdat dan muamalat, antara ibadat
dan kebudayaan yang kita bangun. Dan inilah masalah besar umat islam, kita
tidak mampu menghubungkan menarik korelasi positif antara ibdat hablum minallah
dengan muamalat dalam hubungnnya sesama manusia atau hablum minannas. Sering
hablum minallah seolah-olah intensif, seolah-olah tinggi namun tidak menjelma
dalam kehidupan kebudayaan dalam segala aspeknya sosial ekonomi politik ilmu
pengetahuan dan lain sebagainya. Inilah yang disindir oleh Allah dalam ayat
yang lain dalam al-Qur’an QS. Ali 'Imran [3] : 112
ضُرِبَتۡ
عَلَيۡهِمُ ٱلذِّلَّةُ أَيۡنَ مَا ثُقِفُوٓاْ إِلَّا بِحَبۡلٖ مِّنَ ٱللَّهِ
وَحَبۡلٖ مِّنَ ٱلنَّاسِ وَبَآءُو بِغَضَبٖ مِّنَ ٱللَّهِ وَضُرِبَتۡ عَلَيۡهِمُ ٱلۡمَسۡكَنَةُۚ
ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمۡ كَانُواْ يَكۡفُرُونَ بَِٔايَٰتِ ٱللَّهِ وَيَقۡتُلُونَ ٱلۡأَنۢبِيَآءَ
بِغَيۡرِ حَقّٖۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَواْ وَّكَانُواْ يَعۡتَدُونَ ١١٢
Artinya: Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada,
kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian)
dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka
diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat
Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu
disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas
Bahwa palin tidak ummat islam akan ditimpa oleh dua utama azzillah
kita mengalami kehinaan, kita mengalami keterpurukan kita mengalami kemunduran.
Dan yang kedua al maskanah, kemiskinan. Ini merupakan problema ummat Islam
didunia maupun di Indonesia dewasa ini. Dalam al Quran tadi illa bihablim
minallah wahabulum minnaas, keculai dengan hablum minallah dan hambulum
minannas sebab antara keduanya terdapat hubungan yang dinamis.
Oleh karena itu, sholat yang kita tunaikan yang sesungguhnya sangan
singkat, tetapai ini by design dari Allah, maka sesunggunhnya sholat
lebih kuat lebih efektif dibadingkan dengan segala macam pendekatan-pendekatan
spiritual dalam agama-agama manapun didunia. Sekalipun kita tahu ummat islam
senag pada semedi, senag pada yoga, senag pada latihan-latihan seprtitual lain,
tetapi sesungguhnya sholat yang merupak desain dari yang maha pencipta itu
sendiri yang diperaktikkan oleh Rasulullah Muhammad SAW jauh lebih dalam.
Namun sering sholat kita tidak fungsional sering sholat kita gagal
tidak hanya menunaikan sholat tetapi belum menegakkan sholat padahal yang
diperintahkan adalah iqomatisholah menegakkan sholat. Menegakkan sholat
bukan hanya aktivitasnya tetapi pemaknaan tapi juga penghayatan dan yang paling
penting setelah itu kita mampu merealisasikan makna-makna sholat diluar sholat.
Maka ketika kita berdoa waktu duduk diantara dua sujud rabbighfirli sebanyak
mungkin, 17 kali sehari semalam minimal itu menagndung arti ya Allah ampunilah
dosa-dosaku berarti diluar solat setelah salam dan setelah kita pulang nanti
kita akan berada dalam sebuah kemampuan orientasi kehidupan yang mampu
menghindarkan kita dari dosa dan pelanggaran itu makna rabbigfirli.
Dalam duduk atara dua sujud kita berdoa juga warzukni ya Allah
berilah aku rizki, maksudnya diluar sholat se-orang yang beriman menjadi orang
yang semangat kerja, semangat etos kerja mencari rizki-rizki yang sudah
disediakan oleh Allah maka ummat islam menjadi orang-orang kaya. Islam
menganjurkan ummatnya menjadi orang-orang kaya, fakir miskin memeang diebut
dalam alquran namun jangan dijadikan sebagai profesi permanen, hanya lah sebua
keadaan yang sementara. Harus menjadi kaya menguasai ekonomi, menguasai
perdangan. Dengan hanya kekayaan itu kita bisa menunaikan rukun islam yang
namanya zakat, kita bisa menunaiakn rukun islam yang namaya haji. Dan kekuasaan
ekonomi kita bisa menegakkan kebudayaan bisa membangun lembaga-lemabaga
pendidikan yang bermutu sentr por eakademik ekselen, lembaga-lembaga pelayanan
kesehatan, lembaga-lembaga ekonomi, lembaga-lembaga sosial lainnya itulah islam
yang merupakan dinul hadarah, agama berkemajuan tadi.
Sangat kuat pesan islam untuk kita bangkit, perlunya sebuah
kesadaran kolektif al wakyul jami, alwakyul islami kesadaran
islam yang kita miliki bersama-sama menjadi kesadaran kolektif untuk bangkit,
untuk maju. Karena kita sering terpengaruh oleh budaya individualistik, oleh
budaya matrealistik, oleh budaya hedonistic, yang merupakan maifestasi dari ateisme
modern tentunya. Ateisme yatiu faham tentang tiadanya tuhan sering juga
dimaifestasikan oleh manusia modern dalam bentuk penuhan terhadap materi,
penuhan terhadap diri individualism, penuhahn terghadap hasrat badani dan
sekarang meraja lela budaya hedonistic da nada libralis budaya yang melanda
dunia dewasa ini.
Maka perlu kesadaran kolektif alwakyul jami untuk bangkit, dan ini
dulu suda bermula bahwa islam agama berkemajuan. Yang paling penting adalah
kita memberikan persaksian itulah dinusyahadah agama kesaksian, Al-Qur’an
memperingatkan wahai kaum beriman litakuunu syuhadaa alanna, jadilah kamu
syaksi-saksi yang mampu memebrikan testiimoni,
suhada’ biukanh hanya mereka yang mati dalam medan perang, syuhada yang juga
mampu manampilkan bukti asyahadah. Kita sudah memiliki syahadat keyakinan, Asyhadu
an-laa ilaaha illallaah Wa asyhadu anna Muhammadan rasuulullaah yang harus
berlanjut.
Maka syhut hadari kesaksiaan kebudayaan bahwa kita ummat islam
harus bangkit untuk menegakkan kebudayan islam dan inilah agenda besar ummat
islam Indonesia sebagai kelompok mayoritas direpublik ini, 88, 2% sekitar 207
juta muslim di Indonesia ini yang bergabung dengan ormas-ormas islam mungkin
baru sekitar 100 juta itupun tidak ada statistiknya. Tetapi 100 juta yang lain
adalah saudara-saudara kita ummat islam yang terabaikan tak teruruskan dan
kadang kala kita kencam mereka sebagao orang islam yang belum kaaffah, sebagai
orang-orang islam yang abangan yang minimal yang nominal tetapi sesungguhnya
mereka tetap dalam keyakinan keislaman, saudara-suadara kita.
Saatnya lah kita bangkit untuk menampilkan islam yakni diinul
hadaraha memberikan kesaksian pada Indonesia dimana kita dilahirkan sebagai
khalifatullah fi Indonesia, sebelum menjadi khalifatullah fil ardh maka agenda
ummat islam sekali lagi adalah mari kita bangkit secara bersama-sama dengan
alwakyul jami kesadaran kolektif tentang agama kita agama yang paling kuat
mendorong kemajuan mendorong keunggulan maka seharusnya islam menjadi khaira
ummah ummat islam menjadi khaira ummah, ummat yang terbaik.
Insyaallah dengan denikain islam di Indosesia
tidak hanya besar dari jumlah namun juga besar dalam mutu dan kualitas dan
dengan demikianlah kita perlu kuat bersama-sasam membangun diri keluarga dan
juga dalam sebuah kebersamaan dalam apaun yang bisa kita lakukan yang bisa kita
kontribusikan. Seorang cendikiwan muslim bisa menyombangkan pemikiran, seorang
pengusaha muslim bisa menyumbangkan kekuatan yang dimilikinya berupa rizki,
seorang birokrat muslim juga bisa berbuat, semua kita bisa berbuat untuk
kebangkitan dan kejayaanislam ikmalu ala syakilatikum, berbuatlah sesuai
kemampuan masing-masing. Wallahu A'lam Bishawab
Pekanbaru, 28 Februari 2017
Awalnya aku hanya mencoba main togel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah ak bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259'
BalasHapus