Penyegaran Literasi melalui gerakan 3M: membaca, menulis , dan menanam.
1.MEMBACA
Membaca sebagai kegiatan aktif-produktif serta kreatif merupakan pekerjaan yang menguras banyak energy kita. Namun demikian, membaca telah terbukti memberikan ide-ide gila bagi pembacanya dan telah terbukti kegiatan ini memproduksi banyak ilmu pengetahuan. Aktifitas membaca sebagai pembuka pagi, walau tak semua orang sama memiliki kebiasaan. Tidak sedikit pula , mereka membuka pagi dengan menulis: menulis puisi, cerpen, artikel, buku, dan sebagainya. Aktifitas membaca yang mendahului kegiatan menulis akan memperkaya materi yang kita tulis dan menjadikan lebih bergizi. Sesuai saran Hernowo (2008), text yang kit baca adalah vitamin sempurna untuk terus bertahan dalam segala pancaroba zaman. Semakin banyak vitamin, semakin sehat tulisan kita. Tulisan yang baik akan mengerakkan pembacanya, memberikan inspirasi setidaknya.
Membaca sebagai kegiatan aktif-produktif serta kreatif merupakan pekerjaan yang menguras banyak energy kita. Namun demikian, membaca telah terbukti memberikan ide-ide gila bagi pembacanya dan telah terbukti kegiatan ini memproduksi banyak ilmu pengetahuan. Aktifitas membaca sebagai pembuka pagi, walau tak semua orang sama memiliki kebiasaan. Tidak sedikit pula , mereka membuka pagi dengan menulis: menulis puisi, cerpen, artikel, buku, dan sebagainya. Aktifitas membaca yang mendahului kegiatan menulis akan memperkaya materi yang kita tulis dan menjadikan lebih bergizi. Sesuai saran Hernowo (2008), text yang kit baca adalah vitamin sempurna untuk terus bertahan dalam segala pancaroba zaman. Semakin banyak vitamin, semakin sehat tulisan kita. Tulisan yang baik akan mengerakkan pembacanya, memberikan inspirasi setidaknya.
2.MENULIS
Taufiq Ismail pernah mengatakan bahwa “membaca dan menulis adalah kembar siam”. Artinya, dua aktifitas ini tak terpisahkan. Penulis yang hebat merupakan pembaca yang militant dan juga sebaliknya ( walau kurang kuat di sisi sebaliknya). Faktanya, banyak pembaca ideologis dan super militant, tetapi tidak banyak memproduksi tulisan namun lebih pada penyajian secara verbal. Potensi orang memang beragam, jika tak rajin menulis tentu diskusi menjadi solusi terbaik untuk mengawetkan ingatan dan pengetahuan. Menulis adalah kegiatan mengabadikan pengalaman empirik untuk dijadikan pengetahuan bagi pembaca atau untuk menginspirasi pembaca termasuk juga bagaimana penulis menawarkan hal baru, gagasan baru untuk mendekonstruksi meanstream pemahaman yang sudah melekat. Sebagaimana ‘mantra’ Pramudya yang sangat popular bahwa “menulis adalah bekerja untuk keabadian”. Tanpa kebudayaan tulis, rasanya sangat berat membawa bangsa ini mengenyam kemajuan dan penerangan peradaban. Jadi, tak ada tawar menawar bahwa bangsa ini harus menulis agar dapat menentukan masa depannya sendiri. Bukan bangsa lain yang mendikte bagaimana hari depan harus dilakoni oleh anak-anak negeri ini.
Taufiq Ismail pernah mengatakan bahwa “membaca dan menulis adalah kembar siam”. Artinya, dua aktifitas ini tak terpisahkan. Penulis yang hebat merupakan pembaca yang militant dan juga sebaliknya ( walau kurang kuat di sisi sebaliknya). Faktanya, banyak pembaca ideologis dan super militant, tetapi tidak banyak memproduksi tulisan namun lebih pada penyajian secara verbal. Potensi orang memang beragam, jika tak rajin menulis tentu diskusi menjadi solusi terbaik untuk mengawetkan ingatan dan pengetahuan. Menulis adalah kegiatan mengabadikan pengalaman empirik untuk dijadikan pengetahuan bagi pembaca atau untuk menginspirasi pembaca termasuk juga bagaimana penulis menawarkan hal baru, gagasan baru untuk mendekonstruksi meanstream pemahaman yang sudah melekat. Sebagaimana ‘mantra’ Pramudya yang sangat popular bahwa “menulis adalah bekerja untuk keabadian”. Tanpa kebudayaan tulis, rasanya sangat berat membawa bangsa ini mengenyam kemajuan dan penerangan peradaban. Jadi, tak ada tawar menawar bahwa bangsa ini harus menulis agar dapat menentukan masa depannya sendiri. Bukan bangsa lain yang mendikte bagaimana hari depan harus dilakoni oleh anak-anak negeri ini.
3.MENANAM
Gerakan literasi, seharusnya, bukan melulu urusan perbukuan tetapi jugadilengkapi dengan aktifitas lain yang membumi seperti mengembangkan kebudayaan, menagpresiasi seni, sampai pada kegiatan berkebun. Membaca dan menanam punya orientasi masa depan. Membaca itu menanam pengetahuan untuk masa depan sementara menanam juga upaya advokasi terhadap lingkungan untuk melindungi bumi agar tetap sehat dan menyehatkan. Tak terbayangkan, jika pembaca tak peduli pada alam maka membaca itu terasa mencabut kesadaran akan pentingnya realitas. Realitas yang kita pahami sebagai persoalan kontemporer lingkungan. Bumi panas, oksigen kurang adalah satu persoalan sederhana yang akan bisa ditolong dengan menanam. Upaya lainnya adalah pendayagunaan barang barang yang masih bermanfaat tetapi disepelekan dengan reduce dan reuse. Gerakan literasi tidak boleh berhenti pada kemampuan masyarakat menyerap bacaan text dan beragam wacana kontemporer tetapi juga dituntut aksi nyatanya untuk mengurangi persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat misalnya hilangnya ruang terbuka hijau di kota dan degradasi fungsi tanah sebagai penyedia kehidupan (oksigen) dan juga ketidakpedulian manusia akan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem—jaring-jaring kehidupan (meminjam Capra). Membaca harus diaktifasi dengan kegiatan menanam sebagai manifestasi keberpihakan pegiatnya pada masa depan bumi.
Gerakan literasi, seharusnya, bukan melulu urusan perbukuan tetapi jugadilengkapi dengan aktifitas lain yang membumi seperti mengembangkan kebudayaan, menagpresiasi seni, sampai pada kegiatan berkebun. Membaca dan menanam punya orientasi masa depan. Membaca itu menanam pengetahuan untuk masa depan sementara menanam juga upaya advokasi terhadap lingkungan untuk melindungi bumi agar tetap sehat dan menyehatkan. Tak terbayangkan, jika pembaca tak peduli pada alam maka membaca itu terasa mencabut kesadaran akan pentingnya realitas. Realitas yang kita pahami sebagai persoalan kontemporer lingkungan. Bumi panas, oksigen kurang adalah satu persoalan sederhana yang akan bisa ditolong dengan menanam. Upaya lainnya adalah pendayagunaan barang barang yang masih bermanfaat tetapi disepelekan dengan reduce dan reuse. Gerakan literasi tidak boleh berhenti pada kemampuan masyarakat menyerap bacaan text dan beragam wacana kontemporer tetapi juga dituntut aksi nyatanya untuk mengurangi persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat misalnya hilangnya ruang terbuka hijau di kota dan degradasi fungsi tanah sebagai penyedia kehidupan (oksigen) dan juga ketidakpedulian manusia akan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem—jaring-jaring kehidupan (meminjam Capra). Membaca harus diaktifasi dengan kegiatan menanam sebagai manifestasi keberpihakan pegiatnya pada masa depan bumi.
0 komentar:
Posting Komentar